Minggu, 14 Juli 2013

Pengendalian hama dan penyakit melon

Faktor Lingkungan.
• Pada musim hujan (kelembaban tinggi) intensitas serangan tinggi umumnya adalah jamur/cendawan.
• Pada musim kemarau intensitas serangan tinggi adalah hama. Adapun penyakit yang timbul adalah virus karena dibawa oleh vector/hama seperti Aphids, Thrip, Tungau dan kutu kebul,
• Kualitas air yang baik bersumber dari air tanah (sumur dangkal atau sumur dalam), kualitas air permukaan yang kurang baik bersumber dari selokan/kali buangan air limbah pertanian dan kualitas air yang buruk adalah selokan/kali tempat buang limbah rumah tangga.
• Tanaman yang sehat tumbuh pada tanah yang cocok dengan tektur pasir, liat, berlempung dan gembur (kaya kandungan bahan organic) -> media tanam dapat menyimpan nutrisi dan akar tanaman mampu tumbuh dan berkembang dengan baik.
• Berisiko tinggi menggunakan lahan yang sebelumnya bekas tanaman se family (Cucurbitacea) atau dengan tanaman dari family terung-terungan (Solanaceae) atau bersebelahan dengan lahan yang sedang diusahakan dengan jenis tanaman dari salah satu family di atas.
• Bersihkan tanaman liar/gulma di sekitar lahan yang dibudidayakan, karena pada umumnya dapat menjadi inang alternative bagi hama dan penyakit.
Tindakan dilokasi Usaha
• Tanaman melon adalah tanaman semusim dengan umur yang pendek/singkat (sekitar 2 bulan), sehingga gangguan pada setiap tahapan pertumbuhannya akan langsung berpengaruh terhadap hasil produksi.
• Untuk itu perlakuan pengendalian terhadap hama penyakit di fokuskan pada tindakan pencegahan dengan maksud tidak memberi kesempatan pada hama penyakit untuk masuk, tumbuh dan berkembang di area lahan yang diusahakan. Adapun tindakan penanggulangan adalah lolosnya serangan hama penyakit tertentu untuk segera ditangani.
• Tindakan pencegahan adalah memberi perlakuan pestisida secara rutin/terjadwal pada bagian atas tanaman dan pada bagian bawah tanaman (perakaran) dengan sasaran hama penyakit yang dominan menyerang tanaman melon.
• Bagian tanaman yang terserang (daun, buah, cabang) dirompes atau tanaman yang terserang dicabut dan dibuang ke tempat yang aman dari kemungkinan menular atau dibakar agar tidak menular ke tanaman yang lain.
• Hindari air yang menggenang di parit terlalu lama, maksimal air diganti/dibuang setiap 2 hari sekali untuk menghindari kelembaban yang tinggi di area perakaran dan udara di sekitar tanaman.
• Bersihkan tanaman liar/gulma (mis: rumput & perdu) disekitar area yang diusahakan/budidaya.
• Hujan turun dimasim kemarau atau hujan turun sebentar disiang hari harus segera disemprot dengan larutan fungisida keseluruh bagian tanaman dan tanah sekitar tanaman lalu kocor tanaman dengan larutan kapur dan fungisida.
• Terapkan pola pergiliran tanaman terutama dengan tanaman yang kondisi tanahnya anaerob (padi).
• Gunakan pupuk kandang/kompos yang sudah matang. Bilamana masih mentah akan mengundang hama penyakit.
• Tanaman yang sehat di beri nutrisi yang seimbang dan ketidak seimbangan nutrisi akan mengundang serangan penyakit.
• Gunakan jarak tanam yang dianjurkan untuk mendapatkan sirkulasi udara yang cukup, udara disekitar tanaman tidak lembab, tanaman/cukup cukup menerima sinar matahari dan diasumsikan tanaman cukup mendapatkan nutrisi.
• Bersihkan gulma di lahan yang dibudidayakan.
• Pada saat pemberian pupuk dasar gunakan kapur (kaptan atau dolomite) dengan dosis 2 - 4 ton per hektar untuk menaikkan pH tanah. Pada pH tanah normal membatasi pertumbuhan dan perkembangan cendawan dan bakteri tertentu.
• Atur jarak tanaman sesuai dengan yang dianjurkan, yaitu pada saat penanaman musim hujan jarak tanam lebih lebar dibandingkan pada saat musim kemarau, maksudnya memberikan ruang pergerakan udara disekitar tanaman lebih lancar untuk mengurangi kelembaban (udara yang lembab mengundang penyakit).
• Hindari penggunaan air dari selokan/kali/saluran irigasi untuk penyiraman daun, bahan pencampur pupuk/pestisida atau sebaiknya gunakan air tanah/sumur.
• Tidak menggunakan pupuk Nitrogen berlebihan, karena tanaman menjadi sukulen/getas yang mudah di dilukai oleh hama penyakit.
• Sebelum pengolahan tanah, seluruh bagian tanaman atau gulma dibuang dari lahan yang akan dijadikan kegiatan budidaya dan pada saat pengolahan tanah balikkan tanah yang dibawah ke atas atau sebaliknya serta buang/bersihkan sisa-sisa tanaman/tumbuhan/akar yang tertinggal.

I. Cara Pemakaian Pestisida


• Pemakaian pestisida dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
- Disemprot untuk mengendalikan hama penyakit yang menyerang dari mulai pangkal batang tanaman sampai ke pucuk tanaman.
- Di kocor untuk mengendalikan hama penyakit yang menyerang akar tanaman.
• Efektifnya penggunaan insektisida adalah langsung kena sasaran dan pada saat populasi hama relative banyak.
• Gunakan pestisida dengan kandungan bahan aktif yang sesuai dengan sasaran hama penyakit
• Penggunaan pupuk dan pestisida dapat dicampurkan/digabung untuk perlakuan penyemprotan/ pengecoran dengan cara :
- Sebelum melakukan penyemprotan/pengecoran siapkan dulu alat (ember, gelas cor, sprayer, pengaduk) dan bahan (pestisida, air).
- Volume pestisida dan air yang dicampurkan dan kemudian diaduk harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
- Sebaiknya larutan pestisida yang disemprotkan/dicor ke tanaman adalah 1 jenis insektisida atau fungisida saja, namun untuk pertimbangan efisiensi tenaga kerja dapat di campurkan.
- Pertama masukkan bahan yang berbentuk tepung/padat dan diaduk dengan air, selanjutnya masukkan bahan cair (pestisida) yang berbahan dasar bukan minyak (diaduk) dan terkhir adalah bahan cair (pestisida) berbahan dasar minyak (diaduk).
- Setelah bahan diaduk rata masukkan ke tangki semprot/sprayer.
• Sprayer harus layak pakai dengan hasil semprot larutan yang keluar berbentuk kabut.
• Waktu atau lamanya penyemprotan tidak terlalu cepat/terburu-buru atau sebaliknya lambat, dimana hasil yang diinginkan adalah seluruh tanaman tertutupi larutan pestisida.
• Bilamana penyemprotan terlalu cepat ada beberapa bagian tanaman terlewat ketutup larutan pestisida dan menjadi sasaran masuknya penyakit/ jamur/bakteri dan sebaliknya kelau lambat, maka yang terjadi adalah pemborosan.
• Pemakaian fungisida dilakukan 3 - 5 hari sekali pada kondisi lingkungan lembab dan basah, perlakuan 7 - 10 sekali pada kondisi lingkungan yang kelembabannya sedang dan kering. Penerapan pengulangan pemakaian jenis pestisida kontak - kontak - sistemik dengan memiliki cara kerja ganda dan tunggal serta berbahan aktif berbeda.

II. Jenis Insektisida dan Sasaran Hamanya.

• Serangan Tikus (memakan buah)
1. Sasaran adalah buah yang mulai menguning/masak dengan gejala buah bagian bawah rusak dan sisa buah tercecer ditanah.
2. Waktunya pada malam hari.
3. Pengendalaian,
- Tanaman liar di sekitar kebun dibersihkan.
- Parit digenangi air.
- Diberi umpan beracun.
• Serangan Siput/Bekicot (memakan batang tanaman muda) :
1. Sasaran adalah batang tanaman muda dengan gejala batang tanaman putus (seperti di potong)
2. Waktunya pada malam hari
3. Pengendalian,
- Ditebar sekam mentah di sekeliling lahan budidaya.
- Gunakan bahan kimia dengan merk dagang Metadek, Metocol dan Mesurol 50 WP.
• Serangan Thrips parvispinus (menghisap cairan tanaman).
1. Sasaran adalah daun tunas daun, bunga dan buah dengan gejala keriting dan tanaman menjadi kerdil.
2. Waktunya pada pagi dan sore hari. Disiang hari bersembunyi di celah-celah daun pucuk yang belum membuka.
3. Pengendalian,
- Pangkas daun yang terserang lalu musnahkan/dibakar.
- Semprot tanaman dengan beberapa insektisida, seperti Tetrin 30 EC, Kanon 400 EC, Actara 25 WG, Curracron 500 EC, Agrimec 18 EC, Supracide 40 EC.
• Serangan Kutu Daun/Aphis gossypii (menghisap cairan daun),
1. Sasaran adalah pucuk tanaman dengan gejala pucuk tanaman mejadi keriting.
2. Waktunya pada siang hari
3. Pengendalian,
- Pangkas daun yang terserang lalu musnahkan/dibakar.
- Semprot tanaman dengan beberapa insektisida, seperti Actara 20 WG, Curracron 500 EC. Supracide 40 EC, Tetrin 30 EC, Marshall 200 EC,
• Serangan Kumbang daun/Aulacophora sp./Oteng-oteng (pemakan daun),
1. Sasaran adalah jaringan perakaran sampai pangkal batang pada stadia larva dengan gejala tanaman menjadi layu dan pada stadia dewasa memakan daun dengan gejala bekas gigitan pada daun berbentuk lingkaran.
2. Waktunya pada siang hari.
3. Pengendalian,
- Penyemprotan dan pengecoran menggunakan beberapa insektisida, seperti Actara 3,5 gr/17 liter, Larvin 75 WP, Orthene 75 SP, Curacron 500 EC, Pegassus 500 EC, Supracide 40 EC, Trichtorphon dan Carbaryl.
• Ulat Daun Spodoptera litura/Palpita/ulat jengkal/ulat grayak
1. Sasaran adalah daun dengan gejala daun menggulung dan berlubang-lubang akhirnya meranggas.
2. Waktunya siang hari.
3. Pengendalian,
- Agrimec 5 ml/17 liter, Decis 2,5 EC, Matador 25 EC, Curacron 500 EC, Buldok 25 EC.
• Lalat Buah/Dacus sp./Bactrocera cucurbitae. (menghisap cairan buah)
1. Sasaran buah dari mulai pembentukan buah sampai buah matang dengan gejala timbul bercak bulat hitam bekas tusukan dan menyimpan telur, kemudian buah membusuk di dalam karena jamur ikut berkembang.
2. Waktu pada siang hari
3. Pengendalian,
- Buah yang terserang dimusnahkan/dibuang
- Bungkus buah dengan kertas/kantong plastic
- Gunakan bahan perangkap/atraktan (mis. Metyl eugenol) di oleskan di dalam bekas botol aqua yang dasarnya sudah dipotong.
- Semprotkan ke tanaman beberapa insektisida, seperti Supracide 40 EC, Curacron 500 EC,
• Ulat Buah Heliothis armigera -> Curracron 500 EC, Supracide 40 EC.
• Tungau/Tetranychus cinnabarinus/Hemitarsonemus latus. (menghisap cairan daun).
1. Sasaran adalah daun denga gejala daun melengkung dan terpelintir, berwarna kuning atau coklat. Bagian bawah daun berwarna abu-abu dengan jarring halus dan terdapat sekumpulan titik-titik berwarna kuning, oranye atau merah.
2. Waktu siang hari
3. Pengendalian,
- Mencabut dan membakar tanaman yang terserang.
- Semprot tanaman dengan beberapa insektisida, seperti Mitisun 570 EC, Omite 570 EC, Antimit 570 EC, Samite 135 SC, Marshall 200 EC, Applaud 100 EC, Pegassus 500 SC, Oberon 240 SC. Dan kocor dengan akarisida Meothrin 50 EC, Mitac 200 EC.
• Serangan Nematoda/Melodogyne sp. (menghisap cairan akar).
1. Sasaran adalah bagian bawah tanaman (akar, pangkal batang) dengan gejala tanaman seluruhnya layu di siang hari dan pada pagi serta sore hari daun kembali segar, beberapa hari kemudian tanaman mati. Akar tanaman benjol/bengkak/berbintil. Bilamana tanaman dicabut pada pangkal batang/akar tanaman akan terlihat binatang kecil seperti cacing (pj 0,5 - 4 Mm) menempel atau berada dalam pangkal batang.
2. Waktu -
3. Pengendalian,
- Setelah penaburan/penebaran pupuk kandang/kompos seluruh bedengan ditabur dengan salah setu jenis fungisida berbahan aktif karbofuran (Furadan 3 G dan Curaterr 3 G), Natrium metam (Nupam 370 AS), Fenamifos (Nemacur 10 G) dan Rhocap 10 G.
- Campurkan dengan pupuk pada saat ngecor dan diseling dengan cara ditabur disekitar lubang tanam.

III. Jenis Fungisida dan Sasaran Penyakitnya (Jamur dan Bakteri)
• Embun Tepung (Erysiphe cichoracearum)
Gejala serangan : spora jamur yang disebarkan oleh angin dengan gejala terdapat bercak-bercak putih seperti tepung pada sisi bawah daun dan membesar menutupi daun. Pada bagian atas daun tampak bercak nekrosis kekuningan.
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Rubigan 120 EC, Bavistin 50 WP, Derosal 60 WP, Afugan 300 EC, Calixin 750 EC.

• Embun Bulu/Downy mildew/busuk daun/Pseudoperonospora Cubensis.
Gejala serangan : bercak-bercak warna kuning agak bersudut yang mengikuti tulang daun/dibatasi tulang daun dan akhirnya menjadi ke coklat-coklatan/mengering (dibalik daun terlihat spora berwarna kelabu)
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Dithane 80 DWG, Previcure-N, Anvil 50 EC, Manzate 200

• Bercak Daun (Cercospora spp.)
Gejala serangan : Bercak-bercak bulat kecil pada daun dengan warna dibagian dalam lingkaran selalu berbeda dengan tepi lingkaran, ditengah berwarna pucat sampai putih dan tepinya berwarna lebih tua. Bercak akan meluas hingga mencapai diameter 0,5 cm. Selain menyerang daun juga menyerang batang dan tangkai daun.
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Daconil 75 WP, Trineb 80 WP, Velimex 80 WP, Promaneb 80 WP, Bavistin 50 WP, Score 250 EC, Antracol 70 WP.

• Bercak Bakteri (Pseudomonas lachrymans)
Gejala serangan : Tampak bintik-bintik berwarna coklat ditengah dikelilingi lingkaran klorosis tidak beraturan, gejalanya dapat dilihat di permukaan daun sebelah atas. Di buah gejalanya ditandai adanya bercak coklat.
Pengendalian : Semprot tanaman dengan bakterisida (Agrept atau lainnya). Menekan perkembangan bakteri dengan beberapa fungisida -> Cupravit OB 21, Kocide 60 WDG, Trimiltox.

• Antraknose (Colletotrichum lagenarium)
Gejala serangan : Serangan pada daun berupa bercak bulat coklat muda selanjutnya menyatu dan menjadi coklat tua sampai hitam. Pada keadaan lembab cendawan membentuk badan buah dalam lingkaran-lingkaran berwarna merah jambu. Pada buah terlihat bercak-bercak berbentuk coklat tua (spora merah jambu), fifik buah menjadi lunak dan membusuk
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fingisida, seperti Champion 77 WP, Funguran 80 WP, Benstar 50 Wp, Benlate, Bavistin 50 WP, Antracol 70 WP.
Catatan : Tidak boleh dicampur penggunaan fungisida berbahan aktif benomyl dengan fungisida berbahan aktif benzimidazole atau methylthiophanate/Topsin 500 F

• Busuk daun Phytophthora infestans dan buah Phytophthora spp.
Gejala serangan : Bercak-bercak kecil di tepi daun tidak beraturan berwarna coklat kemudian menyebar ke seluruh daun. Terlihat warna coklat kebasahan memanjang di batang dan paada buah ditandai bercak kebasahan coklat kehitaman, lunak dan akhirnya meluas menyebabkan buah membusuk.
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Previcure-N, Delsene MX 80 WP, Sandovan MZ, Vandozeb 80 WP.

• Keresek (Didymella sp.)
Gejala serangan : Daun "mengerupuk", cabang dan pangkal batang mengeluarkan lendir.
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Bavistin 50 WP, Champion 77 WP, Antracol 70 WP, Topsin 500 F.

• Layu tanaman karena cendawan Fusarium (Fusarium sp.)
Gejala Serangan :
- Pada saat persemaian bibit gagal muncul ke permukaan media tanam/mati, walaupun tumbuh akan terhambat/kerdil.
- Pada tanaman dewasa daun menjadi pucat dan daun layu secara bertahap dimulai dari bagian bawah tanaman ke atas dan akhirnya keseluruhan daun layu, mongering dan mati.
- Pada batang terdapat goresan (nekrotik) dan berwarna merah jambu dan bila batang dibelah tampak berwarna coklat..

Penyebab Serangan,
- Pemupukan N terlalu tinggi.
- PH tanah asam.
- Drainase kurang baik.

Pengendalian,
- Pemberian kapur pada saat pemupukan dasar untuk mendapatkan PH tanah normal (6-7),
- Waktu perendaman benih (larutkan dengan air) dan penyemaian (disemprot) dengan salah satu jenis fungisida berbahan aktif benomyl seperti Agrosid 50 SD, Banlate, Masalgin 50 WP, Benstar 50 WP, Champion 77 WP, Funguran 80 WP.
- Setelah penaburan/penebaran pupuk kandang/kompos seluruh bedengan disemprot dengan salah setu larutan fungisida diatas.
- Perlakuan tanaman adalah pada saat ngecor pupuk (dicampur/diaduk dengan pupuk), penggunaannya dengan salah satu jenis fungsida di atas setiap 5 hari sekali (jadwal pemupukan).
- Tanaman yang terserang dicabut dibuang ketempat yang aman atau di bakar, bekas lubang tanaman di tabur kapur.
• Layu tanaman karena bakteri (Pseudomonas sp.);
Gejala Serangan,
- Daun tanaman seluruhnya layu dimulai dari daun atas terus ke bawah, dan daun muda menjadi coklat tua dan akhirnya mongering serta batang basah membusuk (dari gejala serangan sampai tanaman mati sekitar 2 - 3 hari).
- Bilamana pangkal batang tanaman dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket.
Penyebab Serangan,
- Pemupukan N terlalu tinggi.
- PH tanah asam.
- Drainase kurang baik.
Pengendalian,
- Pemberian kapur pada saat pemupukan dasar untuk mendapatkan PH tanah normal (6-7).
- Setelah penaburan/penebaran pupuk kandang/kompos seluruh bedengan disemprot dengan salah satu bakterisida seperti Agrept 20 WP, Agrimycine dan bakteristatic seperti Kasumin 5/75 WP, Champion 77 WP dan Funguran 80 WP.
- Waktu perendaman benih (larutkan dalam air) dan penyemaian (semprotkan) dengan salah satu larutan bakterisida di atas.
- Campurkan dengan pupuk pada saat ngecor dengan salah satu jenis bakterisida secara berselang-seling antara bakterida dan bakteristatik di lakukan pada setiap pengecoran (5 hari sekali).
• Layu tanaman karena cendawan busuk pangkal batang (Mycosphaerella melonis)
Gejala Serangan,
- Pangkal batang mula-mula seperti tercelup minyak, kemudian keluar lendir berwarna merah coklat.
- Tanaman tiba-tiba layu dan mati dan disekitar tanah perkaran ditemui benang-benang halus(miselium) berwarna putih.

Pengendalian,
- Tanaman yang terserang dimusnahkan/dibakar
- Kocor tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Nordox 56 WP, Champion 77 WP, Funguran 80 WP, Cefka 97 SP, Kasumin 5/75 WP, Cupravit OB 21, Vandozeb 80 WP, Delsen MX 80 WP, Ridomilgold MZ 4/64 WP, Antila 80 WP, Manzate 200.
K e s i m p u l a n.

- Identifikasi dan catat sedini mungkin ketidak normalan pertumbuhan tanaman, apakah gejala tersebut akibat kekurangan/kelebihan nutrisi, hama, penyakit atau perubahan factor lingkungan (cuaca dan sumber air) yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya.

-  Ambil tindakan secepatnya sesuai dengan sasaran yang sudah teridentifikasi untuk menekan kerusakan tanaman yang lebih besar. .
Sumber:Dinas Pertanian & Kelautan