Sabtu, 25 Januari 2014

Cara Memberi Scroll pada Blog Archive

Sobat kopenku.......
Cara Mudah Memberi Scroll Pada  Archive Blog - Mungkin sudah banyak blog di luar sana yang posting tentang  tips ini, namun tips ini saya berikan kepada temen saya yang kemarin tanya tentang bagaimana cara untuk memberi scroll pada Blog Archive.

Bayangkan jika pada suatu blog yang disitu sudah banyak artikelnya dan di situ dipasang widget Arsip Blog, tentu itu akan sangat memakan ruang di sidebar blog anda kan.?? nah, dengan memberi batasan tinggi pada widget blog arcive tersebut ini akan membuatnya lebih simpel dan tidak memakan ruang di sidebar, dan tentunya akan ada fasilitas scroll kebawah untuk melihat seluruh isi arsive blog tersebut.
Tips ini saya kasih cara dengan menambahkan kode css, karena lebih mudah Menggunakan Css Tanpa Harus mencari dan menambahkan kode div pada kode widget Archive Blog, seperti pada artikel sebelumya Menambahkan scroll pada Label Blogspot. Yuk langsung aja kita simak.

Membuat Scroll Pada Archive Blog dengan CSS
1. Login ke blogger
2. Sebelumnya buat dulu widget Arsip Blog, yaitu dengan cara menuju ke Tata Letak >> Tambah Gadget >> Pilih Arsip Blog/Blog Archive.
3. Tapi jika sebelumnya sobat udah memasang widget/gadget Arsip Blog pada blog sobat, maka langkah nomer 2 dilewati saja.
4. setelah sesesai membuat widget arsip blognya, Langsung menuju halaman Template >> Edit HTML
5. Cari kode BlogArchive1 dengan menggunakan Ctrl + F, usahakan saat anda cari kode tersebeut harus ada, karena itu adalah ID dari widget yang kita edit, jadi pada CSS harus sama.
6. Setelah itu Cari kode ]]></b:skin>
Kemudian, letakkan kode berikut di atas kode ]]></b:skin>

    #BlogArchive1 .widget-content{
    height:250px;
    width:auto;
    overflow:auto;
    }

Yang perlu di perhatikan adalah :

    BlogArchive1 adalah ID dari widget BlogArchive1.
    height:250px; adalah tinggi dari widget Arsip Blognya. Ganti dengan ukuran tinggi yang anda inginkan

Tentu cara ini sudah sangat mudah bagi yang udah lama dibidang blog,, namun akan sangat bermabfaat buat yang baru aktif di dunia bloggig, seperti kmi. Semoga Bermanfaat.
read more “Cara Memberi Scroll pada Blog Archive”

Senin, 20 Januari 2014

TANAMAN MELON KERITING VIRUS

Tanaman melon terbilang tanaman hortikultura yang sangat rentan akan serangan hama penyakit. Terutama penyakit yang di sebabkan oleh bakteri dan cendawan ( jamur ).Kedua penyakit ini sangat cepat penyebaran dan infeksinya.
Penyakit utama tanama melon pada fase vegetatif ( 5 - 20 hst ) adalah kriting atau puret atau jebug ( istilah di jatim ) tanaman yang terserang pada fase ini bisa di pastikan produksinya akan gagal karena tanaman tidak bisa berkembang dan tumbuh dengan baik.

     Ciri tanaman yang yang terserang kriting adalah daun muda dari pucuk hingga 3 daun ke bawah keriting,batang berbulu,daun menjadi keras bila di remas akan brbunyi krepek,daun menciut dan cenderung menggulung kedalam, warna daun pucat.akar tanaman bila di cabut berwarna coklat dan agak keriting.

Penyebab penyakit ini bisa karena di sebabkan oleh serangan nematoda yang bersamaan dengan serangan thrip dan kutu kebul,trips dan kutu kebul vektor virus keriting. Ketidak seimbangan pemakaian pupuk buatan
dan pupuk kandang ( kompos ) sangat mempengaruhi serangan penyakit ini di samping PH tanah.Pemakaian pupuk buatan yang cenderung lebih besar atau lebih banyak akan mempercepat dan mempermudah tanaman terserang penyakit ini.Pupuk kandang yang di berikan sebagai pupuk dasar sebaiknya yang sudah jadi ( matang)kompos

karena pupuk yang masih mentah masih banyak mengandung bibit penyakit ( patogen ).



     Pengendalian :

1. Pengocoran ( penyiraman )
Pengendalian cukup di pilih tanaman yang sakit dengan mengocor / menyiram menggunakan BASMILAT 80 EC. sehari kemudian di lanjutkan pengocoran dengan menggunakan VITA+ DAN AGROPHOS. Dosis yang di gunakan 30 ml basmilat per ember ,vita + 30 ml per ember 10 lt, agropos 20 ml ? ember 10 lt. Pengocoran vita + dan agropos 3 hari sekali sebanyak 4 kali berturut turut atau 8 hari dg 4 kali pengocoran

============ :
2. Penyemprotan
Penyemprotan di butuhkan untuk mempercepat proses pemulihan tanaman yang sakit,
atau pengobatan dari luar.Untuk penyemprotan menggunakan insektisida BIAGRO 60 EC atau menggunakan insektisida berbahan aktif abamectin. Pada waktu aplikasi untuk menghemat tenaga dapat di campurkan atau di mix dengan AGROPOS DAN MGP serta GIBRACO,
Dosis penyemprotan pertangki 14 lt ; agropos 30 ml, MGP 30 ml dan GIBRACO 3-5 ml.
penyemprotan untuk mengendalikan dan memulihkan sebaiknya 3 kali dg interval 3 hari sekali.


Sumber : http://fungisidaorganik.blogspot.com/2013/03/mengatasi-puret-kriting-pada-tanaman.html
read more “TANAMAN MELON KERITING VIRUS”

Kamis, 16 Januari 2014

Mengatasi Jagung Bulai

”Cara efektif untuk mencegah terjadinya serangan penyakit bulai adalah penggunaan varietas tahan, pemusnahan tanaman terinfeksi, tanam serempak, pergiliran tanaman, serta pencegahan dengan fungisida yang tepat,” jelas Murdiyanto, Manager Fungicide Products Crop Protection PT BASF Indonesia.

BASF melalui penelitian yang akurat, telah menemukan solusi tepat pencegahan penyakit bulai dengan fungisida Acrobat. Hal tersebut sudah dibuktikan sendiri oleh banyak petani di sentra produksi jagung. Dewasa ini BASF meluncurkan paket kombinasi handal untuk atasi bulai dan sehatkan tanaman jagung yakni, Acrobat + Regent Red.

”Teknologi perlakuan benih Acrobat + Regent Red menjadi solusi yang tepat bagi petani untuk mengatasi problem penyakit bulai dan menjadikan tanaman lebih sehat, asalkan komposisi dan cara pencampurannya sesuai dengan yang dianjurkan BASF,” tutur Murdiyanto. Hal tersebut diamini Samsul, petani jagung di Desa Butuh, Kec. Keras, Kediri. Alasannya, hasil coba-coba petani dengan produk fungisida lain tidak sebaik kombinasi Acrobat + Regent Red dalam mengatasi bulai.

Banyak keuntungan yang didapat petani dalam menggunakan Acrobat + Regent Red, yakni pengendalian penyakit bulai lebih efektif sehingga tanaman aman dari bulai dan panen bisa maksimal. Disamping itu dengan adanya Regent Red juga bisa memperbaiki pertumbuhan tanaman, perakaran lebih banyak, daunnya lebih lebat, lebih hijau, dan batangnya lebih kokoh.  Manfaat lain dapat mengatasi hama lalat bibit, orong-orong, dan semut merah.

Komposisi Harus Tepat

Pemanfaatan Acrobat + Regent Red sebagai perlakuan benih harus tepat dan dipastikan merata ke setiap benih jagung yang akan ditanam. Cara mencampurnya, siapkan lebih dulu gelas plastik yang diisi dengan air 10 ml, kemudian larutkan Acrobat 5 g, setelah merata masukkan Regent Red sebanyak 10 ml, aduk lagi hingga tercampur merata. Kemudian masukkan campuran tadi ke dalam kantong plastik pencampur benih yang telah terisi satu kilogram benih, kemudian dikocok sampai merata benar dan tidak ada sisa campuran yang melekat di plastik.

Untuk mendapatkan hasil maksimal, budidaya tanam yang baik juga harus dilakukan. Mulai dari pengolahan lahan yang baik, tanah dibajak sekali, lalu diratakan dan digaru, selanjutnya tanam benih yang telah diberi perlakuan Acrobat + Regent Red. Buat lubang tanam menggunakan tugal, dengan jarak tanam 20 cm x 70 cm. Selanjutnya pemupukan dilakukan pada umur 15 dan 40 hari setelah tanam, yaitu pupuk majemuk NPK 15 : 15 : 15 sebanyak 75 kg, SP-36 sebanyak 75 kg, dan ZA 350 kg untuk satu musim tanam. Dengan cara tersebut petani akan memperoleh panen sekitar 8 ton pipilan kering per hektar.



read more “Mengatasi Jagung Bulai”

Kamis, 09 Januari 2014

Herbisida Sistemik

Herbisida sistemik adalah herbisida yang cara kerjanya ditranslokasikan ke seluruh tubuh atau bagian jaringan gulma, mulai dari daun sampai keperakaran atau sebaliknya. Cara kerja herbisida ini membutuhkan waktu 1-2 hari untuk membunuh tanaman pengganggu tanaman budidaya (gulma) karena tidak langsung mematikan jaringan tanaman yang terkena, namun bekerja dengan cara menganggu proses fisiologi jaringan tersebut lalu dialirkan ke dalam jaringan tanaman gulma dan mematikan jaringan sasarannya seperti daun, titik tumbuh, tunas sampai ke perakarannya.

Keistimewaannya, dapat mematikan tunas – tunas yang ada dalam tanah, sehingga menghambat pertumbuhan gulma tersebut. Efek terjadinya hampir sama merata ke seluruh bagian gulma, mulai dari bagian daun sampai perakaran. Dengan demikian, proses pertumbuhan kembali juga terjadi sangat lambat sehingga rotasi pengendalian dapat lebih lama (panjang). Penggunaan herbisida sistemik ini secara keseluruhan dapat menghemat waktu, tenaga kerja, dan biaya aplikasi. Herbisida sistemik dapat digunakan pada semua jenis alat semprot, termasuk sistem ULV (Micron Herbi), karena penyebaran bahan aktif ke seluruh gulma memrlukan sedikit pelarut.

Beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas herbisida sistemik, yaitu:
- Gulma harus dalam masa pertumbuhan aktif
- Cuaca cerah waktu menyemprot.
- Tidak menyemprot menjelang hujan.
- Keringkan areal yang akan disemprot.
- Gunakan air bersih sebagai bahan pelarut.
- Boleh dicampur dengan herbisida 2,4D amina atau dengan herbisida Metsulfuron.

Pemakaian suatu jenis herbisida secara terus menerus akan membentuk gulma yang resisten sehingga akan sulit mengendali-kannya. Guna mengantisipasi kelemahan tersebut diatas adalah dengan mencampurkan dua herbisida (Akobundu, 1987). Pencampuran dua jenis herbisida telah dilakukan sejak lama dengan tujuan untuk memperluas spektrum pengendalian gulma, mengurangi resistensi gulma terhadap salah satu herbisida sehingga mencegah vegetasi gulma yang mengarah ke homogen.
Herbisida klomazon merupakan herbisida sistemik, diberikan pre emergence pada permukaan tanah. Herbisida ini akan diserap oleh akar tanaman dan ditranslokasikan ke atas dan tinggal di daun. Herbisida ini memberikan efek penghambat pembentukan karotenoid, sehingga menyebabkan pemutihan kloroplas. Herbisida klomazon dapat digunakan untuk mengendalikan gulma golongan teki dan gulma daun lebar, sedangkan metribuzin dapat digunakan untuk mengendalikan gulma golongan rumput dan daun lebar. Cara kerja herbisida mertibuzin adalah mengganggu aktivitas fotosintesis.

Pencampuran dua jenis herbisida mem-buat makin bertambahnya efektifitas dan ekonomis dalam metode pengendalian gulma. Pencampuran kedua jenis herbisida ini akan memperlihatkan hubungan satu bahan dengan bahan yang lain yang dinamakan dengan in-teraksi . Ketika dua atau lebih bahan kimia terakumulasi di dalam tanaman, mereka mela-kukan interaksi dan respon ditunjukkan keluar menghasilkan reaksi yang berbeda ketika bahan kimia tersebut diberikan sendiri-sendiri. Interaksi ini bisa bersifat sinergi, adidtiv atau antagonis.
read more “Herbisida Sistemik”
Templateby :kendhin www.kopenkudamai.blogspot.com