Minggu, 01 November 2015

Husnudl-dlon berbaik sangka

Di dunia Islam ada satu kaum yang kegemaran utamanya adalah membid’ahkan amalan-amalan kaum muslimin. Kaum aneh tapi nyata ini, kehadirannya di tengah-tengah Ummat Islam di seluruh dunia bagaikan membawa semacam virus penyakit pada tanaman melon, yang mana jika “virus” ini sudah menular dan menjangkiti hati dan pikiran seseorang maka dia akan begitu mudah ikut-ikutan berkata:
“Ini bid’ah itu bid’ah, ini syirik itu musyrik”. Tidak ada kaum selain kaum ini yang begitu mudahnya berkata ‘ini bid’ah itu bid’ah’ . Mereka kalau diberi penjelasan bahwa amalan ini kalaupun disebut bid’ah adalah bid’ah hasnah, mereka akan dengan bangga bertanya “mana dalil” -nya. Sebab menurut mereka berdasar hadits Nabi Saw bahwa semua bid’ah adalah sesat dan setiap yang sesat adalah neraka tempatnya.
Sesungguhnya tidak ada Ummat Islam yang membantah shahihnya Hadits ini, yang dibantah adalah cara memahaminya. Karena
pemahaman secara salah akan menimbulkan kotradiksi yang luar biasa. Dan ini terbukti akihirnya
Wahabi juga mau tidak mau harus membagi bid’ah menjadi dua: yaitu Bid’ah Diniyah dan Bid’ah Dunyawiyah. Fakta ini membuktikan Kaum Wahabi tidak konsisten dengan perkataannya bahwa semua bid’ah adalah sesat.
Ini juga merupakan pembagian bid’ah yang tidak memiliki dalil sama sekali.
Kembali ke masalah “Mana Dalil”-nya yang merupakan jurus andalan Wahabi dalam diskusi, tetapi ironisnya pertanyaan “mana dalil”-nya sering diajukan untuk hal-hal yang memang tidak perlu dalil tekstual. Karena dalilnya biasanya sudah ada berkaitan dengan dalil perkara yang lain yang ada kaitanya. Contohnya adalah so’al peringatan Maulid Nabi yang sering jadi perdebatan dan dimintakan dalilnya, padahal dalilnya ada pada kaitan Maqashid-nya. Maulid Nabi Saw adalah Wasail, Maqashidnya adalah mencintai Nabi Saw. Mencintai Nabi adalah perintah Allah dan rasul-NYA sebagai syarat sempurnanya iman. Justru karena inilah, tidak ada ceritanya orang yang yang tidak mencintai Nabi Saw akan mau melakukan Maulid Nabi saw. Demikian ini sudah sangat jelas, tetapi masih saja dipermasalahkan oleh “Kaum Pembid’ah” ini.
Apakah anda sudah tahu bahwa tuduhan bid’ah itu sendiri ternyata adalah bid’ahnya bid’ah ?????